Pages - Menu

Senin, 18 Februari 2013

Muhammad bin Abdullah

Bismillahirrahmanirrahim..

Sampai kapanpun Kisah tentang Nabi Muhammad SAW selalu dapat memberikan inspirasi / contoh bagi Kita semua, umat manusia.. Sosok sederhana namun mempunyai pengaruh yang amat sangat luar biasa bagi umat manusia sampai saat ini. (dikutip dari 100 tokoh paling berpengaruh karya Michael H. Hart)

banyak hal yang bisa Kita jadikan contoh dari Sikap, Sifat, Perbuatan serta Ucapan beliau dalam keseharian Kita. Bahkan sampai muncul 'statement' bahwa mau jadi apapun Kita contohlah Nabi Muhammad..
menjadi Seorang Pedagang, Seorang Suami, Seorang Ayah, Seorang Pemimpin, dan lain-lain.

yuk mari Kita ulas sebagian ..

Nabi Muhammad SAW sebagai Pedagang

Banyak dari Kita sudah mengetahui bahwa Nabi Muhammad sudah berdagang ketika masih kecil. ya ketika berusia 12 tahun Nabi sudah ikut pamannya berkeliling kota bahkan sampai luar kota atau bahkan luar negeri untuk berdagang. Karena pada saat itu kehidupan keluarga paman Nabi dari segi ekonominya tidak berkecukupan. dengan latar belakang kondisi wilayah dan lingkungan yang tandus serta jarak yang jauh tidak membuat Nabi putus asa dalam berdagang.

Sebelum mencapai tahap ke-ROSUL-annya, Nabi telah dikenal sebagai pengusaha muda yang disegani. Untuk sampai pada tataran itu, bukan jalan yang mudah. Seperti yang kebanyakan dikeluhkan para pengusaha, Nabi Muhammad SAW pun tidak memiliki cukup modal. Jangankan modal, dirinya pun hanya hidup sederhana mendompleng di rumah pamannya, Abu Thalib ra.
Tapi berdagang adalah seni. Modal yang sebenarnya adalah kejujuran dan keadilan dalam transaksi. Prinsip-prinsip inilah yang dijalankan Muhammad SAW dan menjadikan Beliau sebagai tauladan ideal bagi seorang pedagang.

Kunci sukses Nabi dalam berdagang terletak pada sikap jujur dan adil dalam menjalin hubungan dagang dengan para pelanggan / konsumen. Itulah yang selalu dia tunjukkan ketika menjadi agen saudagar kaya Siti Khadijah ra — yang kemudian menjadi isti tercinta — dalam melakukan perdagangan ke Syiria, Jerussalem, Yaman dan tempat-tempat lain. Waktu perjalanan perdagangan itu, Nabi mendapatkan perolehan keuntungan di luar dugaan. Nabi melandaskan kejujuran dan kepercayaan demi menjaga hubungan yang baik dan ramah kepada para pelanggan maupun mitra dagang.

Prinsip Nabi, para pedagang yang tidak jujur, meskipun sesaat mendapatkan keuntungan banyak, tapi pelan tapi pasti akan gagal dalam menggeluti profesinya. Karena itu, dia selalu menasehati sahabat-sahabatnya untuk selalu melakukan kejujuran dalam berdagang. Pada saat Nabi memimpin umat di Madinah. Praktek perdagangan yang mengandung unsur penipuan, riba, judi, ketidakpastian dan meragukan, eksploitasi, pengambilan untung yang berlebihan serta pasar gelap beliau melarang dengan tegas. Nabi juga yang mempelopori standardisasi berat dan ukuran timbangan.

Nabi sangat istiqomah dan fokus dengan kejujuran. sampai-sampai, orang yang jujur dalam berdagang, digaransinya masuk dalam golongan para nabi. Abu Sa’id meriwayatkan bahwa Rasulullah berkata, “Saudagar yang jujur dan dapat dipercaya akan dimasukkan dalam golongan para nabi, orang-orang jujur dan para syuhada.”

Nabi juga menekankan sikap yang baik dalam berdagang. dalam urusan dagang, nabi selalu bersikap sopan dan baik hati. Jabir meriwayatkan bahwa Rasulullah berkata, “Rahmat Allah atas orang-orang yang berbaik hati ketika ia menjual dan membeli, dan ketika dia membuat keputusan.” (HR Bukhari).

Nabi juga menghindari sikap yang belebihan dalam berdagang, seperti banyak bersumpah. Tentang hal ini, nasehat Rasulullah, “Hindarilah banyak bersumpah ketika melakukan transaksi dagang, sebab itu dapat menghasilkan penjualan yang cepat, lalu menghapuskan berkah.”

Nabi sangat membenci orang-orang yang dalam dagangnya menggunakan sumpah palsu. Beliau mengatakan, pada hari kiamat nanti, Allah tidak akan berbicara, melihatpun tidak kepada orang yang semasa hidup berdagang dengan menggunakan sumpah palsu. dan... Sebagai pedagang yang sukses, beliau pernah berkata bahwa "Sembilan dari sepuluh sumber rezeki berasal dari perdagangan". nah loh

Nabi Muhammad SAW sebagai Seorang Suami

Bagi para jejaka yang ingin atau akan menyempurnakan separuh agamanya. baca:nikah. mohon disimak baik-baik.

Dalam membina rumah tangga Nabi senantiasa merasa bahagia, nyaman, dan tentram hidup berdampingan dengan istri dan anak-anaknya. Nabi juga mengalami hal-hal yang biasanya juga dirasakan oleh orang lain, seperti cinta dan benci, simpati dan antipasti, takut dan harap, beliau juga merasa rindu dan kangen. Beliau juga sebagaimana manusia lain sering mengalami rasa letih, juga mengalami kesedihan.

Kita tahu bahwasanya Nabi Muhammad SAW mempunyai lebih dari 1 orang istri. namun beliau sangat memperhatikan sikap dan perilaku untuk bisa se-adil-adilnya terhadap istri-istrinya dalam segala hal, termasuk sesuatu yang remeh dan sepele sekalipun. Misalnya: Beliau adil terhadap istri-istrinya dalam pemberian tempat tinggal, nafkah, pembagian bermalam, dan jadwal berkunjung. Ketika bertandang ke salah satu rumah istrinya, setelah itu beliau berkunjung ke rumah istri-istri beliau yang lain.

Rasulullah SAW juga mengajak istri-istrinya bermusyawarah dalam berbagai urusan. Beliau sangat menghargai pendapat-pendapat mereka. Padahal wanita pada masa jahiliyah, sebelum datangnya Islam diperlakukan seperti barang dagangan semata, dijual dan dibeli, tidak dianggap pendapatnya, meskipun itu berkaitan dengan urusan yang langsung dan khusus dengannya. tetapi Beliau tidak, Beliau sangat menghormati kedudukan wanita / istri dalam keluarga.

Istri-istri Rasul pernah memberikan masukan tentang suatu hal kepada Nabi, beliau menerima dan memperlakukan mereka dengan lembut dan penuh kasih sayang. Beliau tidak pernah memukul salah seorang dari mereka sekali pun. Beliau begitu lapang dada dan seorang yang penyanyang.
Rasulullah SAW tidak pernah menganggap sepele kesalahan yang diperbuat oleh salah satu dari istri. Beliau pasti meluruskan dengan cara yang baik sehingga dapat pula diterima dengan baik oleh istrinya.

Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkan khidmah atau pelayanan ketika di dalam rumah. Beliau selalu bermurah hati membantu istri-istrinya jika kondisi menuntut itu. Nabi juga tidak lupa bermain, bercanda-ria dengan istri-istri Beliau, meskipun tanggungjawab dan beban berat di pundaknya. Karena rehat, canda akan menyegarkan suasan hati, menggembirakan jiwa, memperbaharui semangat dan mengembalikan fitalitas fisik.

kemudian, Rasul juga mengetahui betul kebutuhan seorang wanita untuk berdandan di depan laki-lakinya, begitu juga laki-laki yang berdandan untuk istrinya. Adalah Rasulullah SAW paling tampan, paling rapi di antara manusia lainnya. Beliau menyuruh sahabat-sahabatnya agar berhias untuk istri-istri mereka dan menjaga kebersihan dan kerapihan.

Nabi Muhammad SAW sebagai Ayah

Sebagai seorang Muslim sudah selayaknya menjadikan Rasulullah sebagai panutan dalam berbagai hal termasuk dalam berumah tangga. Nabi mengajarkan sifat kasih sayang dalam bersikap dan bertindak terhadap anaknya. Rasulullah dikaruniai empat orang anak wanita, dan yang paling terkenal dalam sejarah adalah Siti Fatimah yang menjadi istri dari Ali bin Abi Tholib.

Ayah Teladan. Beliau dikenal sebagai seorang ayah yang penuh perhatian kepada anak-anaknya, meskipun mereka sudah dewasa dan berkeluarga. Ketika hendak berangkat perang Badar, Rasulullah berpesan kepada Usman bin Affan untuk tidak ikut berperang dan disuruh menjaga istrinya, Ruqayyah putri Rasulullah SAW yang sedang sakit. Tak lama kemudian Ruqayyah meninggal dunia, sekembalinya dari perang badar yang pertama kali beliau lakukan adalah pergi ke pusara putrinya itu bersama-sama Fatimah putri bungsunya yang saat itu masih berumur 20 tahun.

Beliau adalah seorang Ayah yang luar biasa, Ayah yang sempurna dalam banyak hal. Beliau memperlakukan anak-anaknya dengan penuh rasa kasih sayang yang besar, dan tidak pernah lupa untuk membimbing mereka menuju akhirat dan mengajak mereka beramal baik. Beliau selalu tersenyum pada mereka, merawat dan mencintai mereka. Dalam persoalan duniawi beliau sangat terbuka, tapi jika berhubungan dengan Allah, Beliau sangat serius dan bermartabat.

Tidak hanya kepada anak kandungnya beliau mencurahkan kasih sayangnya, Rasulullah juga berlaku lembut kepada anak-anak angkatnya. contoh adab yang baik juga Beliau lakukan kepada anak yatim. Rasul juga pernah bersabda, "Aku bersama orang yang mengasuh anak yatim, seperti dua jari akan bersama-sama di surga." (Mizan al-Hikmah, hadis 22582).

Nabi Muhammad SAW sebagai Pemimpin / Rasul

Kesuksesan Nabi Muhammad saw menjadi seorang pemimpin umat yang tidak hanya sebagai Rasul, banyak didasarkan pada nilai-nilai akhlak, yang meliputi nilai-nilai utama dalam kepribadian, tabiat, akhlak, pembawaan dan lain sebagainya. Nabi Muhammad merupakan personifikasi dari al-Quran karena Aisyah ketika ditanya tentang akhlak (perilaku) Rasulullah saw. maka jawabannya “akhlakku adalah al-Quran”.

Kepemimpinan dalam pendidikan yang dipraktikkan dan diberikan Nabi Muhammad saw pada masa awal kelahiran Islam di Makkah dan Madinah merupakan prototipe dari kepemimpinan dan pendidikan muslim selanjutnya. Oleh karena itu tidak berlebihan apabila dikatakan kepemimpinan dan pendidikan dengan keterbatasan yang terdapat pada diri Nabi Muhammad saw sebagai pengemban misi Islam merupakan masterpiece dari Muhammad sang peletak dasar-dasar kepemimpinan dan Pendidikan Islam. Dalam pandangan para sahabat Muhammad merupakan pemimpin dan figur manusia kharismatik yang ideal. Bagi mereka Nabi Muhammad saw. tidak sekedar pemimpin, guru dan pendidik, lebih dari itu Nabi Muhammad saw dengan atau tanpa predikat itu, sebagai standar moral tertinggi manusia (ahsan alnâs khuluqan).

Rasulullah SAW terbukti telah mampu memimpin sebuah bangsa yang awalnya terbelakang dan terpecah belah, menjadi bangsa yang maju yang bahkan sanggup menggalahkan bangsa-bangsa lain di dunia pada masa itu. Afzalur Rahman dalam Ensiklopedi Muhammad Sebagai Negarawan, mengungkapkan, dalam tempo kurang lebih satu dekade, Muhammad SAW berhasil meraih berbagai prestasi yang tak mampu disamai pemimpin negara mana pun.

Sebagai seorang penguasa, Muhammad SAW telah memberi sumbangan luar biasa terhadap bangunan filsafat politik dan praktik pemerintahan. Kontribusinya ini menjadi saksi hidup yang membuktikan kebesarannya sebagai negarawan yang jenius dengan kecakapan yang luar biasa.

Kualitas kepemimpinan Muhammad terlihat sejak belia, sebelum menjadi nabi. Sikap dan perilakunya yang jujur dan adil dalam berinteraksi membuat penduduk Makkah menghormatinya. Masyarakat Makkah pun menyebutnya sebagai Al-Amin (orang yang terpercaya) dan Shadiq (orang yang benar).

Di usia belia, Muhammad SAW mampu menyelesaikan perselisihan di antara suku-suku Quraisy terkait dengan masalah pengembalian Hajar Aswad ke tempatnya semula. Di tengah perdebatan yang alot, Muhammad mengambil keputusan yang sangat cerdik untuk menyelesaikan situasi pelik itu.

Beliau menghamparkan jubah di atas tanah dan meminta agar Hajar Aswad diletakkan di tengah-tengah hamparan jubah itu. Beliau kemudian meminta masing-masing suku memegang ujung jubah itu dan bersama-sama mengangkat Hajar Aswad dan meletakkannya kembali ke tempat semula. Persengketaan pun diselesaikan secara damai.

Beliau memang seorang pemimpin paling baik dan sudah sepantasnya untuk diikuti jejaknya oleh pemimpin-pemimpin sekarang ini. Bila diilhat dari sejarah maupun dari cara hidupnya sehari-hari kepemimpinannya ditujukan untuk kesejahteraan umat manusia (rahmatan lil alamin) bukan semata-mata karena haus kekuasaan maupun haus harta duniawi.

Seorang pemimpin yang tidak memandang seseorang dari hartanya, wajahnya, tubuhnya, maupun kedudukannya namun dari agamanya dan tabiatnya. Seorang pemimpin yang lebih suka tinggal bersama kaum miskin dan papa dibandingkan tinggal di istana raja. Seorang pemimpin yang cinta akan kebersihan dan mengerjakan sendiri apa yang bisa dikerjakannya bahkan beliau menjahit sendiri pakaiannya yang rusak. Seorang pemimpin yang tidak suka bermewah-mewahan, tetapi lebih suka memakai pakaian sederhana namun bersih dan rapi. Seorang pemimpin yang wibawanya tidak bergantung kepada kemewahan duniawi, tetapi kewibawaannya itu terpancar dari kebersahajaan dan kesantunannya.

Dalam hidup di masyarakat selalu bersikap adil dan tidak pilih kasih dalam menegakkan hukum, bahkan bila Fatimah putrinya sendiri yang mencuri maka beliau sendiri yang akan memberikan hukuman. Seorang pemimpin yang murah senyum, senyum yang memang keluar dari hati bukan senyum palsu yang mengandung niat menjilat ataupun untuk hanya semata-mata menginginkan simpati. Seorang pemimpin yang bisa menahan amarahnya dan marah hanya kalau ada sesuatu yang bertentangan dengan Tuhannya dan agamanya.

Seorang pemimpin sekaligus jendral perang yang maju bersama pasukannya ke medan perang di barisan terdepan langsung berhadapan dengan musuh-musuhnya, bukan jendral yang hanya memerintah dari belakang dan mengorbankan nyawa pasukannya di garis depan. Seorang pemimpin dan jendral pemberani yang punggungnya sering dijadikan tempat berlindung sahabat-sahabatnya ketika perang tengah sengit berkecamuk dan mata musuh menjadi merah membara.

allahumma shalli ala sayyidina muhammad wa ala ali sayyidina muhammad

semoga tulisan diatas bisa memberikan manfaat dan contoh bagi Saya khususnya dan sobat perantara pada umumnya..


Dikutip dari berbagai sumber.

Tidak ada komentar:

Siap menerima komentar, monggo...