Pages - Menu

Minggu, 30 Desember 2012

Perfect Scenario

Sabtu, 7 Maret 1981

    Pagi itu Aku baru terbangun dari tidur. kulihat jam weker sudah menunjukkan pukul 05.15 padahal waktu itu Aku belum melaksanakan sholat shubuh. Langsung saja Aku bergegas lari keluar kamar menuju 'kotak' berukuran 1,5 x 2 Meter di sudut pojok sebelah kamar kos si Diman.

Tanpa membawa handuk dan peralatan mandiku seperti gayung yang didalamnya berisi sikat, odol, sabun serta shampoo sachetan. langsung kusiram seluruh permukaan kulitku dari rambut sampe ujung jempol kaki. setelah itu Aku segera mengambil air wudhu di pancuran 'genuk' yang sudah disediakan sama bu Kos sebelah 'kotak' tadi.

yap setelah sholat shubuh 2 rakaat Aku bergerak untuk berangkat ke depan gang menuju jalan raya kupang untuk mencari bemo lyn W yang mau mengantar Aku ke jalan Embong Malang persis di depan sebuah toko besar yang atapnya bertuliskan Tunjungan Plasa.

tepat pukul 07.05 pagi Aku sudah berada didalam toko Metro yang saat itu udara didalamnya lagi 'sumuk sumuknya'. Aku berjalan kearah pintu toko, kulihat banyak orang lalu lalang di depan toko, entah itu bersepeda, menggunakan motor bebek atau hanya sekedar berjalan kaki.

Mas, susu bendera yang kaleng kecil ada..? tanya seorang perempuan mengagetkanku. oh ada.. ada mbak.. mari silahkan masuk kedalam mbak. 'heh, Puji rek nglamun ae' cetus mbak Siti. orang yang paling suka hobi 'bernyanyi' di toko. baca: bergosip

Setelah melayani pengunjung tadi, Aku pun bergegas masuk kedalam ruangan tempat penyimpanan stok barang. Kulihat samar-samar ada seorang perempuan yang sedari tadi terus memperhatikanku. sesekali ia tersenyum kepadaku. namun Aku sama sekali tidak mengindahkan senyumannya. dan kembali bergegas bekerja membantu Paijan memindahkan barang di gudang.

Perempuan itu bernama Wingati, dia bekerja di bagian kosmetik dan kebutuhan bayi. menurutku 'Dia' adalah seorang perempuan yang tidak terlalu istimewa dalam pandanganku. biasa-biasa saja, rambutnya, bodinya, apalagi matanya.. hemm, tidak ada yang menarik.

berwajahkan 'standar' dengan dempulan bedak yang tebal serta kontur wajah oriental sama sekali tidak membuatku tertarik untuk dekat dengannya. namun begitu dibalik penjelasanku tadi masih ada sedikit penjelasan untuk menggambarkan bagaimana seorang Wingati dari kacamataku.

yah mungkin benar kalo Dia adalah perempuan yang mandiri, pekerja keras, periang, dan juga menurutku. Dia adalah wanita yang terhormat. mengapa terhormat, karna dia bisa menjaga tingkah lakunya, tata bahasanya, dan juga keimanannya terhadap pria-pria yang ada di sekelilingnya.

rasanya cepat sekali waktu berjalan. padahal, baru kemarin rasanya Aku puas berlama-lama tidur di kamar kost sampai rasanya bosan bukan kepalang karena seharian hanya diisi rutinitas bangun-tidur-bangun-makan-tidur-bangun-makan-tidur. emm.. apakah saat ini Aku sedang menaiki 'dermulen' di pasar 'kehidupan' malam ini sendirian.. atau apakah dunia memang sengaja memberikan kesempatan kepadaku untuk berlari dahulu di depan.

Aku tidak menyangka kejadian kemarin akan berpengaruh besar dalam sejarah kehidupanku, apakah benar 'Dia' adalah Tulang Rusukku. Hemm.. mungkin benar ini adalah bagian awal dari tatanan cerita yang sangat rumit dan begitu tersusun secara rapi tanpa secuil pun Aku mengetahuinya.

Tidak ada komentar:

Siap menerima komentar, monggo...